• About
  • Parent Page
  • Archives
  • Uncategorized
  • Google Translate

    English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

    Jumlah Hacker Yang Ada Di Indonesia

    Sabtu, 24 September 2011

    Berapa jumlah peretas (hacker) di Indonesia? Menurut pengamat Teknologi Informasi Onno W. Purbo , Indonesia memiliki 65 ribu hacker. "Basis terbesar di Yogyakarta, peretas di Yogya lebih aktif dan kreatif," kata Onno W Purbo di acara peluncuran Norton Internet Security dan Norton Anti Virus 2012, di Jakarta. baca juga Bagaimana seorang hacker meng-HACK sebuah website

    Onno menjelaskan hacker akan terus berkembang dan perguruan tinggi adalah "kawah candradimuka" untuk belajar dan membuat virus. "Peretas di Yogya meluncurkan suatu aplikasi seputar peretasan yang bernama X-Code dan bisa diunduh gratis di Internet," katanya. Lihat video Hacker Sedang Nge-hack di jalanan

    'Karya' hacker lainnya adalah virus lokal yang mampu memformat hard drive tanpa seizin yang punya, ( lihat trik meng-hack ATM dengan modal flashdisk )mencuri data kartu kredit bahkan membobol akun jejering sosial seperti Facebook setelah membajak akun emailnya.

    Onno mengatakan seorang peretas yang hebat bukan saja mampu membuat virus dan mengambil data seseorang untuk kepentingan pribadi tapi juga membuat sistem keamanan yang kuat supaya tidak bisa ditembus oleh para peretas lainnya seperti Daftar 60 situs yang dirusak oleh hacker.

    Ketika ditanya tentang cara menjadi peretas hebat, Onno mengatakan orang tersebut harus benar-benar suka komputer. "Istilahnya computer geek. Kata siapa gampang?, dia bisa nggak tidur tujuh hari tujuh malam melototin komputer," katanya berkelakar.

    Menurut Onno beberapa hacker di Indonesia ada yang menjadi ahli keamanan di perusahaan Internasional...hebat..

    Kalo jumlah hacker di Indonesia begitu banyak..lalu jumlah pengembang internet berapa yah...? apa kebanyakan cumanya bisa nge hack doang...! kacau deh


    Semoga Bermanfaat.!!!!
    Sumber Selengkapnya http://www.dhaniels.com/

    MEMBANGUN JARINGAN DENGAN DHCP

    Selasa, 20 September 2011
    Konfigurasi Server DHCP
    Untuk melakukan konfigurasi DHCP, anda dapat mengedit file /etc/dhcpd.conf. Beberapa parameter harus diawali dengan kata “option”. Semua parameter trmasuk option, yang dinyatakan sebelum penggunan ….tanda{} disebut dengan global parameter.
    Adapun langkah-langkahnya adalah sbb :
    1. Pada konsol, login sebagai root :
    Login : root
    Password : password
    1. Lakukan editing pada file /etc/dhcpd.conf.
    [ root@localhost: ~ ] # vi /etc/dhcpd.conf
    1. Di bawah ini, diperlihatkan router menggunakan alamat lP 192.168.0.254 dan DNS  (hanya satu) menggunakana lamat lP 192.168.O.254
    subnet 192.168.1.0 netmask 255.255.255, 0{
    option routers                                 192. 168.0.254;
    option subnet-mask                        255.255.255.0;
    option domain-name                      “contoh.com”;
    optiond omain-name-server          192.16 8.1.1 ;
    option time-offset Standard time -5; # Eastern
    range           192.168.0.10  192 .168.0.100;
    }
    1. Kemudian kita tambahkan dengan penggunaan DNS ns1 dan ns2. Fungsi dari ns2 adalah untuk melakukan back up jika ns1 mengalami crash atau shutdown. Kita tambahkan juga dengan group sharing, subnet, host, dan range alamat lP client yang kita izinkan untuk mengakses server.
    shared-network name {
    option domain-name “server.net”;
    option domain-name-servers
    nsl.server.net,ns2,server.net ;
    option routers 192.168.0.254;
    more parameters for EXAMPLE shared-network
    subnet 192.168.0.0 netmask
    255.255.255.0 {
    Parameter for subnet
    Range 192.168.0.1 192.168.0.31;
    }
    subnet 192.168.0.32 netmask
    255.255.255.0 {
    Parameters for subnet
    Range 192.168.0.33  192.168.0.63;
    }
    }
    1. Setelah selesai, kita lanjutkan dengan group sharing,  Anda terlebih dahulu harus mengetahui alamat ( mac ) atau nomor seri dari setiap kartu jaringan yang akan anda daftarkan ke DHCPD. Kemudian masukkan nomor seri kartu jaringan tersebut ke dalam kalimat hardware ethernet. Seperti tampak pada contoh berikut ini:
    group{
    option routers                                       192.168.0.254;
    option subnet-mask                              255.255.255.0;
    option domain-name                            “ai.co.id”;
    option domain-name-servers               192 .168.0.1;
    option time-offset                                 -5;    # Eastern
    Standard Time
    host raisela {
    option host-name “raisela.co.id”;
    hardware ethernet 00:A0:78:8E:9E:AA;
    fixed-addres 192.168.0.4;
    }
    host hartx {
    option host-name “raleigh.ai.co.id”;
    hardware ethernet 00:A1:DD:74:C3:F2;
    fixed-address 192.168.0.6;
    }
    }
    1. Selanjutnya kita masukkan parameter range dari alamat lP klien yang bisa mengakses server. Pada contoh dibawah ini, alamat range tersebut berkisar dari 192.168.0.10 sampai dengan 192.168.0.100
    default-lease-time 600 ;
    max-lease-time 7200 ;
    option subnet-mask 255.255.255.0 ;
    option broadcast-address 192.168.0.255 ;
    option routers 192.168.0.254;
    option domain-name-server 192.168.0.1,
    192.168.0.2;
    option domain-name” contoh.com”;
    subnet 192.168.0.0 netmask 255.255.255.0 { range 192.168.0.10.192 .168.0.100;
    }
    1. Jika Anda memutuskan untuk melakukan sharing lP secara statis, di mana anda secara langsung bisa mengetahui aktivitas user yang anda kehendaki. Anda bisa melakukan pencatatan nomor seri atau mac address dari setiap client yang terhubung ke server sebelum Anda daftarkan ke DHCPD, untuk selanjutnya anda sertakan seperti contoh di bawah ini .
    host masaji {
    option host-name “apex.example.com”;
    hardware ethernet 00:A0:78:8E:9E:AA;
    fixed-address 192.168.0.4;
    }
    1. Jika Anda menginginkan penggunaan DHCP hanya pada satu pintu, dalam arti hanya menggunakan satu kartu jaringan, anda bisa menambahkan kalimat seperti dibawah ini:
    # Command line options here
    DHCPDARGS = eth0
    1. Simpan hasil pekerjaan anda.
    2. Jalankan DHCPD Server dengan mengetikkan perintah berikut ini:
    [root@localhost : ~ ] # /etc/init.d/dhcpd start
    1. Jika ingin diaktifkan oleh sistem secara otomatis pada saat PC dinyalakan, ada dua cara untuk menjalankan DHCPD secara otomatis.
    Menggunakan chkconfig
    1. Pada konsol, lakukan login sebagai root
    login: root
    Password: password { ganti dengan password anda}

    1. Masuk ke direktori /etc/init.d Selanjutnya anda masuk ke direktori/ etc/init.d, dengan mengetikkan perintah sebagai berikut:
    [root@localhost :~] # cd /etc/init.d

    1. Mengaktifkan service Untuk mengaktifkan service dhcpd, ketikkan sintaks perintah sebagai berikut:
    [root@localhost:init.d] # chkconfig dhcpd 345
    Selanjutnya DHCPD akan dijalankan secara otomatis oleh sistem pada saat Anda menghidupkan PC.
    Menggunakan program ntsysv
    ntsysv merupakan suatu program aplikasi yang berfungsi untuk menjalankan service pada sistem dengan cara yang interaktif. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
    1. Pada konsol, lakukan login sebagai root
    login: root
    Password: password( ganti dengan password Anda)
    1. Menjalankan ntsysv
    Untuk menjalankan ntsysv, anda tinggal mengetikkan sintaks perintah sebagai berikut:
    [root@localhost: init.d] # ntsysv
    1. Mengaktifkan serviced hcpd
    Sekarang anda bisa mengaktifkan service dhcpd, dengan cara mengarahkan pointer pada tulisan dhcpd. Kemudian tekan tombol spasi, sehingga tampak tanda bintang pada bagian sebelah kiri service dhcpd.
    1. Kemudian tekan tombol [ Ok] untuk keluar dari jendela service.
    2. Sekarang DHCP Server akan langsung berjalan secara otomatis, pada saat Anda menyalakan PC.

    KonfigurasDi HCPC lient
    Setting konfigurasi client linux
    Untuk melakukan konfigurasi pada client Linux, Anda bisa menggunakan tool yang disediakan setiap distro ( misalnya netconf dan drakconf ) atau mengedit file /etc/ sysconfig/network seperti langkah-langkah berikut:
    1. Pada konsol, login sebagai root:
    Login: root
    Password: password
    1. Lakukan editing pada file /etc/sysconfig/ network, sebagai berikut:
    [root@localhost:~] # vi /etc/sysconfig/network
    1. Tambahkan ka limat seperti dibawah ini :
    NETWORKING = yes
    1. Fungsi tersebut diatas adalah memerintahkan sistem untuk senantiasa menjalankan network pada saat computer setiap kali dinyalakan.
    2. Kemudian lakukan editing pada file etc/sysconfig/ network-scripts/ifcfg -eth0, ketikkan perintah berikut ini :
    [root@localhost:~] # vi/etc/sysconfig/networkscripts/ifcfg-eth0
    1. Pada file etc/sysconfig/ network-scripts/ifcfg – eth0, isikan kalimat sebagai berikut:
    DEVICE = eth0
    BOOTPROTO = dhcp
    ONBOOT = yes
    1. Untuk mengaktifkannya , anda bisa mengetikkan perintah berikut ini:
    root@localhost # etc/init.d/network restart

    Setting konfigurasi client Windows
    Untuk menjalankan DHCP padaW indows client, caranya adalah sebagai berikut:
    1. Jalankan sistem operasi Windows.
    2. Pada menu Start, klik Control Panel
    3. Pilihlah bagian Network
    4. Kemudian pada TCP/ IP, klik Properties
    5. Pilihlah tab IP Address
    6. Klik pada bagian Obtain IP address automatically.
    7. Ktik 0K.
    8. Restart Windows untuk melihat efeknya. ( inilah bedanya dengan Linux yang tidak harus restart konfigurasi jaringan).
    ketika mengubah Dengan cara demikian, setiap kali client Windows menyalakan computer, maka secara otomatis akan menghubungi server terlebih dahulu untuk meminta alamat IP dan informasi jaringan Internet lainnya. Selamat mencoba.

    Semoga bermanfaat.!!!
    Sumber :  www.infolinux.web

    Keamanan Wireless LAN (Wifi)

    Jaringan Wifi memiliki lebih banyak kelemahan dibanding dengan jaringan kabel. Saat ini perkembangan
    teknologi wifi sangat signifikan sejalan dengan kebutuhan sistem informasi yang mobile. Banyak
    penyedia jasa wireless seperti hotspot komersil, ISP, Warnet, kampuskampus
    maupun perkantoran sudah
    mulai memanfaatkan wifi pada jaringan masing masing, tetapi sangat sedikit yang memperhatikan
    keamanan komunikasi data pada jaringan wireless tersebut. Hal ini membuat para hacker menjadi tertarik
    untuk mengexplore keamampuannya untuk melakukan berbagai aktifitas yang biasanya ilegal
    menggunakan wifi.
    Pada artikel ini akan dibahas berbagai jenis aktivitas dan metode yang dilakukan para hacker wireless
    ataupun para pemula dalam melakukan wardriving. Wardriving adalah kegiatan atau aktivitas untuk
    mendapatkan informasi tentang suatu jaringan wifi dan mendapatkan akses terhadap jaringan wireless
    tersebut. Umumnya bertujuan untuk mendapatkan koneksi internet, tetapi banyak juga yang melakukan
    untuk maksudmaksud
    tertentu mulai dari rasa keingintahuan, coba coba, research, tugas praktikum,
    kejahatan dan lain lain.
    Kelemahan jaringan wireless secara umum dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni kelemahan pada
    konfigurasi dan kelemahan pada jenis enkripsi yang digunakan. Salah satu contoh penyebab kelemahan
    pada konfigurasi karena saat ini untuk membangun sebuah jaringan wireless cukup mudah. Banyak
    vendor yang menyediakan fasilitas yang memudahkan pengguna atau admin jaringan sehingga sering
    ditemukan wireless yang masih menggunakan konfigurasi wireless default bawaan vendor. Penulis sering
    menemukan wireless yang dipasang pada jaringan masih menggunakan setting default bawaan vendor
    seperti SSID, IP Address , remote manajemen, DHCP enable, kanal frekuensi, tanpa enkripsi bahkan
    user/password untuk administrasi wireless tersebut.
    WEP (Wired Equivalent Privacy) yang menjadi standart keamanan wireless sebelumnya, saat ini dapat
    dengan mudah dipecahkan dengan berbagai tools yang tersedia gratis di internet. WPAPSK
    dan LEAP
    yang dianggap menjadi solusi menggantikan WEP, saat ini juga sudah dapat dipecahkan dengan metode
    dictionary attack secara offline.
    Kelemahan Wireless pada Lapisan Fisik
    Wifi menggunakan gelombang radio pada frekwensi milik umum yang bersifat bebas digunakan oleh
    semua kalangan dengan batasan batasan tertentu. Setiap wifi memiliki area jangkauan tertentu tergantung
    power dan antenna yang digunakan. Tidak mudah melakukan pembatasan area yang dijangkau pada wifi.
    Hal ini menyebabkan berbagai dimungkinan terjadi aktifitas aktifitas antara lain:
    – Interception atau penyadapan
    Hal ini sangat mudah dilakukan, dan sudah tidak asing lagi bagi para hacker. Berbagai tools dengan
    mudah di peroleh di internet. Berbagai teknik kriptografi dapat di bongkar oleh tools tools tersebut.
    – Injection
    Pada saat transmisi melalui radio, dimungkinkan dilakukan injection karena berbagai kelemahan pada
    cara kerja wifi dimana tidak ada proses validasi siapa yang sedang terhubung atau siapa yang
    memutuskan koneksi saat itu.
    – Jamming
    Jamming sangat dimungkinkan terjadi, baik disengaja maupun tidak disengaja karena ketidaktahuan
    pengguna wireless tersebut. Pengaturan penggunaan kanal frekwensi merupakan keharusan agar
    jamming dapat di minimalisir. Jamming terjadi karena frekwensi yang digunakan cukup sempit
    sehingga penggunaan kembali channel sulit dilakukan pada area yang padat jaringan nirkabelnya. S
    – Locating Mobile Nodes
    Dengan berbagai software, setiap orang mampu melakukan wireless site survey dan mendapatkan
    informasi posisi letak setiap Wifi dan beragam konfigurasi masing masing. Hal ini dapat dilakukan
    dengan peralatan sederhana spt PDA atau laptop dengan di dukung GPS sebagai penanda posisi.
    – Access Control
    Dalam membangun jaringan wireless perlu di design agar dapat memisahkan node atau host yang
    dapat dipercaya dan host yang tidak dapat dipercaya. Sehingga diperlukan access control yang baik
    – Hijacking
    Serangan MITM (Man In The Middle) yang dapat terjadi pada wireless karena berbagai kelemahan
    protokol tersebut sehingga memungkinkan terjadinya hijacking atau pengambilalihan komunikasi
    yang sedang terjadi dan melakukan pencurian atau modifikasi informasi.
    Kelemahan pada Lapisan MAC (Data Layer)
    Pada lapisan ini terdapat kelemahan yakni jika sudah terlalu banyak node (client) yang menggunakan channel yang
    sama dan terhubung pada AP yang sama, maka bandwidth yang mampu dilewatkan akan menurun. Selain itu MAC
    address sangat mudah di spoofing (ditiru atau di duplikasi) membuat banyak permasalahan keamanan. Lapisan data
    atau MAC juga digunakan dalam otentikasi dalam implementasi keamanan wifi berbasis WPA Radius (802.1x plus
    TKIP/AES).
    Beberapa Teknik Keamanan yang digunakan pada Wireless LAN
    Dibawah ini beberapa kegiatan dan aktifitas yang dilakukan untuk mengamanan jaringan wireless :
    Menyembunyikan SSID
    Banyak administrator menyembunyikan Services Set Id (SSID) jaringan wireless mereka dengan maksud
    agar hanya yang mengetahui SSID yang dapat terhubung ke jaringan mereka. Hal ini tidaklah benar,
    karena SSID sebenarnya tidak dapat disembuyikan secara sempurna. Pada saat saat tertentu atau
    khususnya saat client akan terhubung (assosiate) atau ketika akan memutuskan diri (deauthentication)
    dari sebuah jaringan wireless, maka client akan tetap mengirimkan SSID dalam bentuk plain text
    (meskipun menggunakan enkripsi), sehingga jika kita bermaksud menyadapnya, dapat dengan mudah
    menemukan informasi tersebut. Beberapa tools yang dapat digunakan untuk mendapatkan ssid yang
    dihidden antara lain, kismet (kisMAC), ssid_jack (airjack), aircrack ,
    void11 dan masih banyak lagi.
    Keamanan wireless hanya dengan kunci WEP
    WEP merupakan standart keamanan & enkripsi pertama yang digunakan pada wireless, WEP memiliki
    berbagai kelemahan antara lain :
    ● Masalah kunci yang lemah, algoritma RC4 yang digunakan dapat dipecahkan.
    ● WEP menggunakan kunci yang bersifat statis
    ● Masalah initialization vector (IV) WEP
    ● Masalah integritas pesan Cyclic Redundancy Check (CRC32)
    WEP terdiri dari dua tingkatan, yakni kunci 64 bit, dan 128 bit. Sebenarnya kunci rahasia pada kunci
    WEP 64 bit hanya 40 bit, sedang 24bit merupakan Inisialisasi Vektor (IV). Demikian juga pada kunci
    WEP 128 bit, kunci rahasia terdiri dari 104bit. Seranganserangan
    pada kelemahan WEP antara lain :
    1. Serangan terhadap kelemahan inisialisasi vektor (IV), sering disebut FMS attack. FMS singkatan
    dari nama ketiga penemu kelemahan IV yakni Fluhrer, Mantin, dan Shamir. Serangan ini
    dilakukan dengan cara mengumpulkan IV yang lemah sebanyakbanyaknya.
    Semakin banyak IV
    lemah yang diperoleh, semakin cepat ditemukan kunci yang digunakan
    (www.drizzle.com/~aboba/IEEE/rc4_ksaproc.pdf)
    2. Mendapatkan IV yang unik melalui packet data yang diperoleh untuk diolah untuk proses
    cracking kunci WEP dengan lebih cepat. Cara ini disebut chopping attack, pertama kali
    ditemukan oleh h1kari. Teknik ini hanya membutuhkan IV yang unik sehingga mengurangi
    kebutuhan IV yang lemah dalam melakukan cracking WEP.
    3. Kedua serangan diatas membutuhkan waktu dan packet yang cukup, untuk mempersingkat waktu,
    para hacker biasanya melakukan traffic injection. Traffic Injection yang sering dilakukan adalah
    dengan cara mengumpulkan packet ARP kemudian mengirimkan kembali ke access point. Hal ini
    mengakibatkan pengumpulan initial vektor lebih mudah dan cepat. Berbeda dengan serangan
    pertama dan kedua, untuk serangan traffic injection,diperlukan spesifikasi alat dan aplikasi
    tertentu yang mulai jarang ditemui di tokotoko,
    mulai dari chipset, versi firmware, dan versi
    driver serta tidak jarang harus melakukan patching terhadap driver dan aplikasinya.
    MAC Filtering
    Hampir setiap wireless access point maupun router difasilitasi dengan keamanan MAC Filtering. Hal ini
    sebenarnya tidak banyak membantu dalam mengamankan komunikasi wireless, karena MAC address
    sangat mudah dispoofing atau bahkan dirubah. Tools ifconfig pada OS Linux/Unix atau beragam tools spt
    network utilitis, regedit, smac, machange pada OS windows dengan mudah digunakan untuk spoofing
    atau mengganti MAC address.
    Penulis masih sering menemukan wifi di perkantoran dan bahkan ISP (yang biasanya digunakan oleh
    warnetwarnet)
    yang hanya menggunakan proteksi MAC Filtering. Dengan menggunakan aplikasi
    wardriving seperti kismet/kisMAC atau aircrack tools, dapat diperoleh informasi MAC address tiap client
    yang sedang terhubung ke sebuah Access Point. Setelah mendapatkan informasi tersebut, kita dapat
    terhubung ke Access point dengan mengubah MAC sesuai dengan client tadi. Pada jaringan wireless,
    duplikasi MAC adress tidak mengakibatkan konflik. Hanya membutuhkan IP yang berbeda dengan client
    yang tadi.
    Captive Portal
    Infrastruktur Captive Portal awalnya didesign untuk keperluan komunitas yang memungkinkan semua
    orang dapat terhubung (open network). Captive portal sebenarnya merupakan mesin router atau gateway
    yang memproteksi atau tidak mengizinkan adanya trafik hingga user melakukan registrasi/otentikasi.
    Berikut cara kerja captive portal :
    ● user dengan wireless client diizinkan untuk terhubung wireless untuk mendapatkan IP address
    (DHCP)
    ● block semua trafik kecuali yang menuju ke captive portal (Registrasi/Otentikasi berbasis web) yang
    terletak pada jaringan kabel.
    ● redirect atau belokkan semua trafik web ke captive portal
    ● setelah user melakukan registrasi atau login, izinkan atau buka akses ke jaringan (internet)
    Beberapa hal yang perlu diperhatikan, bahwa captive portal hanya melakukan tracking koneksi client
    berdasarkan IP dan MAC address setelah melakukan otentikasi. Hal ini membuat captive portal masih
    dimungkinkan digunakan tanpa otentikasi karena IP dan MAC adress dapat dispoofing. Serangan dengan
    melakukan spoofing IP dan MAC. Spoofing MAC adress seperti yang sudah dijelaskan pada bagian Mac
    Filtering diatas. Sedang untuk spoofing IP, diperlukan usaha yang lebih yakni dengan memanfaatkan
    ARP cache poisoning, kita dapat melakukan redirect trafik dari client yang sudah terhubung sebelumnya.
    Serangan lain yang cukup mudah dilakukan adalah menggunakan Rogue AP, yaitu mensetup Access
    Point (biasanya menggunakan HostAP) yang menggunakan komponen informasi yang sama seperti AP
    target seperti SSID, BSSID hingga kanal frekwensi yang digunakan. Sehingga ketika ada client yang akan
    terhubung ke AP buatan kita, dapat kita membelokkan trafik ke AP sebenarnya. Tidak jarang captive
    portal yang dibangun pada suatu hotspot memiliki kelemahan pada konfigurasi atau design jaringannya.
    Misalnya, otentikasi masih menggunakan plain text (http), managemen jaringan dapat diakses melalui
    wireless (berada pada satu network), dan masih banyak lagi.
    Kelemahan lain dari captive portal adalah bahwa komunikasi data atau trafik ketika sudah melakukan
    otentikasi (terhubung jaringan) akan dikirimkan masih belum terenkripsi, sehingga dengan mudah dapat
    disadap oleh para hacker. Untuk itu perlu berhatihati
    melakukan koneksi pada jaringan hotspot, agar
    mengusahakan menggunakan komunikasi protokol yang aman seperti https,pop3s, ssh, imaps dst.
    Keamanan wireless hanya dengan kunci WPAPSK
    atau WPA2PSK
    WPA merupakan teknologi keamanan sementara yang diciptakan untuk menggantikan kunci WEP. Ada
    dua jenis yakni WPA personal (WPAPSK),
    dan WPARADIUS.
    Saat ini yang sudah dapat di crack
    adalah WPAPSK,
    yakni dengan metode brute force attack secara offline. Brute force dengan
    menggunakan mencobacoba
    banyak kata dari suatu kamus. Serangan ini akan berhasil jika passphrase
    yang yang digunakan wireless tersebut memang terapat pada kamus kata yang digunakan si hacker. Untuk
    mencegah adanya serangan terhadap keamanan wireless menggunakan WPAPSK,
    gunakanlah
    passphrase yang cukup panjang (misal satu kalimat). Tools yang sangat terkenal digunakan melakukan
    serangan ini adalah CoWPAtty (http://www.churchofwifi.org/ ) dan aircrack (http://www.aircrackng.
    org).
    Tools ini memerlukan daftar kata atau wordlist, dapat di ambil dari http://wordlist.sourceforge.net/
    Kesimpulan
    Banyaknya wireless LAN yang aktif dengan konfigurasi default akan memudahkan para hacker dapat
    memanfaatkan jaringan tersebut secara ilegal. Konfigurasi default dari tiap vendor perangkat wireless
    sebaiknya dirubah settingnya sehingga keamanan akses terhadap wifi tersebut lebih baik.
    Keamanan jaringan Wireless dapat ditingkatkan dengan cara tidak hanya menggunakan salah satu teknik
    yang sudah dibahas diatas, tetapi dapat menggunakan kombinasi beberapa teknikteknik
    tersebut sehingga keamanan lebih terjamin.
    Tata letak wireless dan pengaturan power/daya transmit sebuah Access Point juga dapat dilakukan untuk
    mengurangi resiko penyalahgunaan wireless. Pastikan area yang dijangkau hanya area yang memang
    digunakan oleh user.
    Untuk solusi kemanan wireless dapat menggunakan protokol yang sudah disediakan yakni WPA2Radius
    atau sering disebut RSN/802.11i.

    Semoga Bermanfaat.!!!
    Source : http://josh.staff.ugm.ac.id

    MENGHITUNG HOST DAN BRODCAST IP NETWORK

    Sebelumnya hal-hal yang perlu diketahui beberapa istilah dalam jaringan komputer
    Fungsi Layer Network
    Layer Network model OSI (setara layer Internet pada TCP/IP) memiliki fungsi utama : Menentukan pilihan alur terbaik bagi paket berdasarkan pada address logik pada tabel routing Request ICMP,ARP, dan Proxy ARP
    Internet Control Messaging Protocol (ICMP) digunakan oleh program ping dan traceroute. Packet Internet Groper (ping) memungkinkan untuk mem-validasi keberadaan suatu IP address dan dapat menerima request-request.
    Ping adalah echo dan tanggapannya adalah echo response.
    Router mengirimkan pesan Destination Unreachable (tujuan tidak dapat dicapai) ketika mereka tidak dapat mencapai network tujuan dan terpaksa harus menge-drop paket. Router yang menge-drop paket mengirimkan pesan ICMP DU.

    Traceroute dapat melacak jalur yang diambil dari sebuah host ke host pada network tujuan. Traceroute juga dapat melaporkan IP address setiap router yang disinggahi (hop router) dalam perjalanan. Hal ini sangat berguna terutama ketika kita mencurigai ada salah satu router perantara yang mati.

    Address Resolution Protocol (ARP) memetakan IP address yang diketahui ke MAC address dengan cara mengirimkan broadcast ARP. Ketika host tujuan berada pada subnet lain, maka host pengirim akan mengirimkan broadcasts ARP untuk address ethernet dari router atau default gateway  agar MAC address yang dikembalikan adalah MAC address dari router tersebut.

    Reverse ARP (RARP) memetakan MAC address yang diketahui ke IP address.
    Proxy ARP memungkinkan router untuk memberikan respon pada ARP request yang telah dikirimkan untuk host remote (berada pada subnet lain).

    Kelas-Kelas IP Address
    IP address 32-bit dituliskan dalam bentuk dotted-decimal. Setiap address dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu Network ID dan Host ID
    Jumlah octet network dan octet host menentukan kelas suatu IP address. Tabel berikut menunjukkan 3 jenis kelas IP.

    Kelas IP
    Oktet 1
    Oktet 2
    Oktet 3
    Oktet 4
    A
    Network ID
    Host ID
    Host ID
    Host ID

    8 byte
    8 byte
    8 byte
    8 byte





    B
    Network ID
    Network
    Host ID
    Host ID

    8 byte
    8 byte
    8 byte
    8 byte





    C
    Network ID
    Network
    Network
    Host ID

    8 byte
    8 byte
    8 byte
    8 byte

    TCP/IP mendefinisikan 2 kelas tambahan yaitu;
    Class D: digunakan untuk address multicast.
    Class E: digunakan untuk tujuan penelitian.

    Tabel berikut me-list nilai-nilai yang mungkin bagi octet pertama untuk setiap kelas network. Dengan angka-angka berikut kita dapat dengan mudah mengidentifikasi kelas suatu IP address dengan melihat nilai pada octet pertama.

    Address 127.x.x.x digunakan untuk address loopback.

    Perlu diingat, satu octet setara dengan 8 bit (1 byte). Porsi network Kelas A adalah 1 byte, dan sisanya 3 byte termasuk porsi host. Porsi network kelas B adalah 2 byte, dan sisanya 2 byte termasuk porsi host. Porsi network kelas C adalah 3 byte, dan sisanya 1 byte adalah porsi network. Semakin banyak porsi byte semakin banyak jumlah network yang mungkin untuk kelas tersebut. Begitu juga untuk porsi host nya.

    IP Addressing dan Formatnya

    IPv4 addresses terdiri dari 32 bit yang diperkirakan tahun 2012 sudah habis (saat ini sudah 85% terpakai)
    Dibagi menjadi 4 octet (masing-masing 8 bit)
    Menggunakan format dotted-decimal, misal : 167.205.34.10
    Memiliki nilai (tiap octetnya) antara 0 dan 25

    Untuk memahami tentang IP addressing, kita harus mengerti bilangan biner. Biner adalah bahasa komputer yang digambarkan sebagai angka 0 (off) atau 1 (on). Address biner 32-bit akan berupa seperti 10101010101010101010101010101010=32 bit tersebut dapat di kelompokkan menjadi 4 octet seperti 10101010.10101010.10101010.10101010, untuk kemudian dikonversi menjadi format desimal. Ketika nilai bit adalah 1, maka bit dianggap berada dalam status on dan kita dapat menghitung nilai biner-nya tergantung pada letaknya dalam octetnya. Gambar dibawah menampilkan nilai biner dan nilai desimal-nya untuk setiap bit dalam octet.

    Nilai Binary
    27
    26
    25
    24
    23
    22
    21
    20
    Nilai Desimal
    128
    64
    32
    16
    8
    4
    2
    1

    Mengkonversi Bilangan Biner ke Desimal

    Dengan menggunakan nilai desimal yang telah dihitung untuk setiap bit seperti pada tabel diatas, kita dapat menkonversi bit-bit tersebut menjadi format desimal dengan cara memasangkan setiap bit dengan nilai desimalnya, kemudian menjumlahkan total setiap nilai desimal tersebut.

    Contoh;

    Bit Value
    0
    0  
    0
    0
    1
    0
    0
    1
    Nilai Desimal
    128
    64
    32
    16
    8
    4
    2
    1





    8


    1

    Dari contoh diatas, bit ke-5 dan terakhir bernilai 1. Maka nilai desimal dari bit-bit tersebut dapat kita jumlahkan, dan hasilnya adalah nilai desimal dari octet 00001001 diatas = 9 (8 + 1).

    Pada contoh kali ini address biner 32-bitnya adalah 10110000.01010101.11000011.00111100

    Bit Value
    1
    0  
    1
    1
    0
    0
    0
    0
    Nilai Desimal
    128
    64
    32
    16
    8
    4
    2
    1

    128
    0
    32
    16
    0
    0
    0
    0
    Jumlah desimalnya adalah 128+32+16 = 172
    Bit Value
    0
    1
    0
    1
    0
    1
    0
    1
    Nilai Desimal
    128
    64
    32
    16
    8
    4
    2
    1

    0
    64
    0
    16
    0
    4
    0
    1
    Jumlah desimalnya adalah 64+16+4+1 = 85
    Bit Value
    1
    1
    0
    0
    0
    0
    1
    1
    Nilai Desimal
    128
    64
    32
    16
    8
    4
    2
    1

    128
    64
    0
    0
    0
    0
    2
    1
    Jumlah desimalnya adalah 128+64+2+1=197
    Bit Value
    0
    0
    1
    1
    1
    1
    0
    0
    Nilai Desimal
    128
    64
    32
    16
    8
    4
    2
    1

    0
    0
    32
    16
    8
    4
    0
    0
    Jumlah desimalnya adalah 32+16+8+4 = 64
    Jadi desimal 32-bitnya dari binar ini 10110000.01010101.11000011.00111100 adalah 172.85.197.64


    Mengkonversi Bilangan Desimal ke Biner
    Kita juga harus dapat mengkonversi sebuah IP address dari format dotted-decimal menjadi format biner. Akan lebih baik jika mulai bekerja dari octet dari kiri ke kanan.

    Contoh IP address = 192.168.10.2

    Oktet 192 pertama dituliskan sebagai berikut;

    Nilai Desimal
    128
    64
    32
    16
    8
    4
    2
    1
    Bit Value
    1
    1
    0
    0
    0
    0
    0
    0

    128
    64
    0
    0
    0
    0
    0
    0





    Network ID adalah IP address pertama dalam network. Dapat juga disebut subnet ID. Setiap bit host dari network ID di set off (nilai=0). Misal network ID kelas A : ID is 16.0.0.0.

    IP Broadcast, adalah IP address terakhir dalam network. Setiap bit host dari IP Broadcast di set on (nilai = 1). Misal Broadcast IP dari kelas A : 16.255.255.255.

    Berikut adalah penghitungan jumlah network untuk setiap kelas :

    27- 2 = 126 jumlah total network untuk kelas A

    214- 2 = 16,382 jumlah total network untuk kelas B

    221- 2 = 2,097,150 jumlah total network untuk kelas C

    Untuk setiap network kelas A:
    Network = 1 byte (8 bits)
    Host = 3 bytes (24 bits)
    224 - 2 = 16,777,214 total hosts per network
    24 adalah banyak bit  yang diset 1/on (00000000.11111111.11111111.11111111)

    Untuk setiap network kelas B:
    Network = 2 bytes (16 bits)
    Host = 2 bytes (16 bits)
    216 - 2 = 65,534 total hosts per network
    16 adalah banyak bit  yang diset 1/on (00000000.00000000.11111111.11111111)

    Untuk setiap network kelas C :
    Network = 3 bytes (24 bits)
    Host = 1 byte (8 bits)
    28 - 2 = 254 total hosts per network
    8 adalah banyak bit  yang diset 1/on (00000000.00000000.00000000.11111111)

    Subnet Masks

    Sub-network (subnet) memungkinkan kita untuk memecah-mecah network dengan cakupan jumlah IP address yang besar menjadi beberapa bagian (subnet) yang lebih kecil, dan cakupan IP address yang dapat di manage dengan mudah. Cakupan (range) address yang lebih kecil berarti jumlah host yang berada dalam network lebih sedikit.  Setiap subnet menjadi satu broadcast domain tersendiri. Semua mesin yang berada dalam satu broadcast domain yang sama akan saling menerima paket broadcast dari masing-masing mesin. Bayangkan jika satu network kelas A yang terdiri dari 16,777,214 host berada dalam broadcast domain yang sama, traffic broadcast akan jadi sangat padat. Pembuatan subnet memungkinkan kita untuk memecah-mecah network yang besar ini menjadi network-network dengan cakupan address yang lebih kecil.

    Subnet mask digunakan untuk mengidentifikasi bagian IP address yang mana yang termasuk sebagai network. Seperti halnya IP address, subnet mask terdiri dari 32-bit. Porsi network diwakili oleh semua bit dengan nilai

    Subnet mask default untuk kelas A,B,dan C adalah sebagai berikut :
    Kelas A : 255.0.0.0 (1111111.00000000.000000000.000000000)
    Kelas B : 255.255.0.0 (111111111.1111111111.000000000.000000000)
    Kelas C : 255.255.255.0 (111111111.1111111111.111111111.0000000000)

    Pada contoh berikut, nilai IP address = 135.252.4.0, dan subnet mask = 255.255.0.0

    Ip Address Binary
    10001111
    11111100
    00000100
    00000000
    Subnet Mask Binary
    11111111
    11111111
    00000000
    00000000

    Subnetting IP

    Untuk sebuah IP address yang memiliki subnet mask 255.255.0.0 atau 255.255.255.0, kita dapat mengkopi nilai octet dari IP address asli yang memiliki subnet mask 255. Untuk octet sisanya, kita dapat memberikan nilai 0. Misalnya:

    IP address = 139.42.6.0
    Subnet Mask = 255.255.0.0
    Network ID is 139.42.0.0.

    Untuk menentukan IP Broadcast dari IP address dan subnet mask, gantikan saja octet-octet bernilai 0 dalam Network ID menjadi 255. Dengan cara ini, maka IP Broadcast dari contoh diatas adalah 139.42.255.255

    Untuk menentukan bit-bit subnet sebuah network kita harus melihat subnet mask dalam bentuk biner. Misalnya :

    IP address = 176.85.195.60/22
    Subnet Mask = 255.255.252.0
    Subnet Mask in Binary = 11111111.11111111.11111100.00000000
    Network bits = 16
    Host bits = 10
    Subnet bits = 6

    Subnet mask dalam biner memiliki 22 bit dengan nilai 1, yang berarti notasi CIDR nya adalah /22. Berdasarkan pada octet pertama, IP address ini termasuk network kelas B. Network kelas B memiliki 16 network bit. Sedangkan bit-bit yang bernilai 0 adalah bit-bit dari host, yang dalam hal ini ada 10 bit. Sisa dari bit-bit diatas adalah bit ‘penyusupan’ dari subnet sebanyak 6 bit dari 8 bit.

    Tabel berikut adalah tabel konversi desimal ke nilai biner yang dapat membantu konversi address lebih cepat.

    Decimal
    Binary
    0
    00000000
    128
    10000000
    192
    11000000
    224
    11100000
    240
    11110000
    248
    11111000
    252
    11111100
    254
    11111110
    255
    11111111

     Semoga bermanfaat.!!!!