• About
  • Parent Page
  • Archives
  • Uncategorized
  • Google Translate

    English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

    Keamanan Wireless LAN (Wifi)

    Selasa, 20 September 2011
    Jaringan Wifi memiliki lebih banyak kelemahan dibanding dengan jaringan kabel. Saat ini perkembangan
    teknologi wifi sangat signifikan sejalan dengan kebutuhan sistem informasi yang mobile. Banyak
    penyedia jasa wireless seperti hotspot komersil, ISP, Warnet, kampuskampus
    maupun perkantoran sudah
    mulai memanfaatkan wifi pada jaringan masing masing, tetapi sangat sedikit yang memperhatikan
    keamanan komunikasi data pada jaringan wireless tersebut. Hal ini membuat para hacker menjadi tertarik
    untuk mengexplore keamampuannya untuk melakukan berbagai aktifitas yang biasanya ilegal
    menggunakan wifi.
    Pada artikel ini akan dibahas berbagai jenis aktivitas dan metode yang dilakukan para hacker wireless
    ataupun para pemula dalam melakukan wardriving. Wardriving adalah kegiatan atau aktivitas untuk
    mendapatkan informasi tentang suatu jaringan wifi dan mendapatkan akses terhadap jaringan wireless
    tersebut. Umumnya bertujuan untuk mendapatkan koneksi internet, tetapi banyak juga yang melakukan
    untuk maksudmaksud
    tertentu mulai dari rasa keingintahuan, coba coba, research, tugas praktikum,
    kejahatan dan lain lain.
    Kelemahan jaringan wireless secara umum dapat dibagi menjadi 2 jenis, yakni kelemahan pada
    konfigurasi dan kelemahan pada jenis enkripsi yang digunakan. Salah satu contoh penyebab kelemahan
    pada konfigurasi karena saat ini untuk membangun sebuah jaringan wireless cukup mudah. Banyak
    vendor yang menyediakan fasilitas yang memudahkan pengguna atau admin jaringan sehingga sering
    ditemukan wireless yang masih menggunakan konfigurasi wireless default bawaan vendor. Penulis sering
    menemukan wireless yang dipasang pada jaringan masih menggunakan setting default bawaan vendor
    seperti SSID, IP Address , remote manajemen, DHCP enable, kanal frekuensi, tanpa enkripsi bahkan
    user/password untuk administrasi wireless tersebut.
    WEP (Wired Equivalent Privacy) yang menjadi standart keamanan wireless sebelumnya, saat ini dapat
    dengan mudah dipecahkan dengan berbagai tools yang tersedia gratis di internet. WPAPSK
    dan LEAP
    yang dianggap menjadi solusi menggantikan WEP, saat ini juga sudah dapat dipecahkan dengan metode
    dictionary attack secara offline.
    Kelemahan Wireless pada Lapisan Fisik
    Wifi menggunakan gelombang radio pada frekwensi milik umum yang bersifat bebas digunakan oleh
    semua kalangan dengan batasan batasan tertentu. Setiap wifi memiliki area jangkauan tertentu tergantung
    power dan antenna yang digunakan. Tidak mudah melakukan pembatasan area yang dijangkau pada wifi.
    Hal ini menyebabkan berbagai dimungkinan terjadi aktifitas aktifitas antara lain:
    – Interception atau penyadapan
    Hal ini sangat mudah dilakukan, dan sudah tidak asing lagi bagi para hacker. Berbagai tools dengan
    mudah di peroleh di internet. Berbagai teknik kriptografi dapat di bongkar oleh tools tools tersebut.
    – Injection
    Pada saat transmisi melalui radio, dimungkinkan dilakukan injection karena berbagai kelemahan pada
    cara kerja wifi dimana tidak ada proses validasi siapa yang sedang terhubung atau siapa yang
    memutuskan koneksi saat itu.
    – Jamming
    Jamming sangat dimungkinkan terjadi, baik disengaja maupun tidak disengaja karena ketidaktahuan
    pengguna wireless tersebut. Pengaturan penggunaan kanal frekwensi merupakan keharusan agar
    jamming dapat di minimalisir. Jamming terjadi karena frekwensi yang digunakan cukup sempit
    sehingga penggunaan kembali channel sulit dilakukan pada area yang padat jaringan nirkabelnya. S
    – Locating Mobile Nodes
    Dengan berbagai software, setiap orang mampu melakukan wireless site survey dan mendapatkan
    informasi posisi letak setiap Wifi dan beragam konfigurasi masing masing. Hal ini dapat dilakukan
    dengan peralatan sederhana spt PDA atau laptop dengan di dukung GPS sebagai penanda posisi.
    – Access Control
    Dalam membangun jaringan wireless perlu di design agar dapat memisahkan node atau host yang
    dapat dipercaya dan host yang tidak dapat dipercaya. Sehingga diperlukan access control yang baik
    – Hijacking
    Serangan MITM (Man In The Middle) yang dapat terjadi pada wireless karena berbagai kelemahan
    protokol tersebut sehingga memungkinkan terjadinya hijacking atau pengambilalihan komunikasi
    yang sedang terjadi dan melakukan pencurian atau modifikasi informasi.
    Kelemahan pada Lapisan MAC (Data Layer)
    Pada lapisan ini terdapat kelemahan yakni jika sudah terlalu banyak node (client) yang menggunakan channel yang
    sama dan terhubung pada AP yang sama, maka bandwidth yang mampu dilewatkan akan menurun. Selain itu MAC
    address sangat mudah di spoofing (ditiru atau di duplikasi) membuat banyak permasalahan keamanan. Lapisan data
    atau MAC juga digunakan dalam otentikasi dalam implementasi keamanan wifi berbasis WPA Radius (802.1x plus
    TKIP/AES).
    Beberapa Teknik Keamanan yang digunakan pada Wireless LAN
    Dibawah ini beberapa kegiatan dan aktifitas yang dilakukan untuk mengamanan jaringan wireless :
    Menyembunyikan SSID
    Banyak administrator menyembunyikan Services Set Id (SSID) jaringan wireless mereka dengan maksud
    agar hanya yang mengetahui SSID yang dapat terhubung ke jaringan mereka. Hal ini tidaklah benar,
    karena SSID sebenarnya tidak dapat disembuyikan secara sempurna. Pada saat saat tertentu atau
    khususnya saat client akan terhubung (assosiate) atau ketika akan memutuskan diri (deauthentication)
    dari sebuah jaringan wireless, maka client akan tetap mengirimkan SSID dalam bentuk plain text
    (meskipun menggunakan enkripsi), sehingga jika kita bermaksud menyadapnya, dapat dengan mudah
    menemukan informasi tersebut. Beberapa tools yang dapat digunakan untuk mendapatkan ssid yang
    dihidden antara lain, kismet (kisMAC), ssid_jack (airjack), aircrack ,
    void11 dan masih banyak lagi.
    Keamanan wireless hanya dengan kunci WEP
    WEP merupakan standart keamanan & enkripsi pertama yang digunakan pada wireless, WEP memiliki
    berbagai kelemahan antara lain :
    ● Masalah kunci yang lemah, algoritma RC4 yang digunakan dapat dipecahkan.
    ● WEP menggunakan kunci yang bersifat statis
    ● Masalah initialization vector (IV) WEP
    ● Masalah integritas pesan Cyclic Redundancy Check (CRC32)
    WEP terdiri dari dua tingkatan, yakni kunci 64 bit, dan 128 bit. Sebenarnya kunci rahasia pada kunci
    WEP 64 bit hanya 40 bit, sedang 24bit merupakan Inisialisasi Vektor (IV). Demikian juga pada kunci
    WEP 128 bit, kunci rahasia terdiri dari 104bit. Seranganserangan
    pada kelemahan WEP antara lain :
    1. Serangan terhadap kelemahan inisialisasi vektor (IV), sering disebut FMS attack. FMS singkatan
    dari nama ketiga penemu kelemahan IV yakni Fluhrer, Mantin, dan Shamir. Serangan ini
    dilakukan dengan cara mengumpulkan IV yang lemah sebanyakbanyaknya.
    Semakin banyak IV
    lemah yang diperoleh, semakin cepat ditemukan kunci yang digunakan
    (www.drizzle.com/~aboba/IEEE/rc4_ksaproc.pdf)
    2. Mendapatkan IV yang unik melalui packet data yang diperoleh untuk diolah untuk proses
    cracking kunci WEP dengan lebih cepat. Cara ini disebut chopping attack, pertama kali
    ditemukan oleh h1kari. Teknik ini hanya membutuhkan IV yang unik sehingga mengurangi
    kebutuhan IV yang lemah dalam melakukan cracking WEP.
    3. Kedua serangan diatas membutuhkan waktu dan packet yang cukup, untuk mempersingkat waktu,
    para hacker biasanya melakukan traffic injection. Traffic Injection yang sering dilakukan adalah
    dengan cara mengumpulkan packet ARP kemudian mengirimkan kembali ke access point. Hal ini
    mengakibatkan pengumpulan initial vektor lebih mudah dan cepat. Berbeda dengan serangan
    pertama dan kedua, untuk serangan traffic injection,diperlukan spesifikasi alat dan aplikasi
    tertentu yang mulai jarang ditemui di tokotoko,
    mulai dari chipset, versi firmware, dan versi
    driver serta tidak jarang harus melakukan patching terhadap driver dan aplikasinya.
    MAC Filtering
    Hampir setiap wireless access point maupun router difasilitasi dengan keamanan MAC Filtering. Hal ini
    sebenarnya tidak banyak membantu dalam mengamankan komunikasi wireless, karena MAC address
    sangat mudah dispoofing atau bahkan dirubah. Tools ifconfig pada OS Linux/Unix atau beragam tools spt
    network utilitis, regedit, smac, machange pada OS windows dengan mudah digunakan untuk spoofing
    atau mengganti MAC address.
    Penulis masih sering menemukan wifi di perkantoran dan bahkan ISP (yang biasanya digunakan oleh
    warnetwarnet)
    yang hanya menggunakan proteksi MAC Filtering. Dengan menggunakan aplikasi
    wardriving seperti kismet/kisMAC atau aircrack tools, dapat diperoleh informasi MAC address tiap client
    yang sedang terhubung ke sebuah Access Point. Setelah mendapatkan informasi tersebut, kita dapat
    terhubung ke Access point dengan mengubah MAC sesuai dengan client tadi. Pada jaringan wireless,
    duplikasi MAC adress tidak mengakibatkan konflik. Hanya membutuhkan IP yang berbeda dengan client
    yang tadi.
    Captive Portal
    Infrastruktur Captive Portal awalnya didesign untuk keperluan komunitas yang memungkinkan semua
    orang dapat terhubung (open network). Captive portal sebenarnya merupakan mesin router atau gateway
    yang memproteksi atau tidak mengizinkan adanya trafik hingga user melakukan registrasi/otentikasi.
    Berikut cara kerja captive portal :
    ● user dengan wireless client diizinkan untuk terhubung wireless untuk mendapatkan IP address
    (DHCP)
    ● block semua trafik kecuali yang menuju ke captive portal (Registrasi/Otentikasi berbasis web) yang
    terletak pada jaringan kabel.
    ● redirect atau belokkan semua trafik web ke captive portal
    ● setelah user melakukan registrasi atau login, izinkan atau buka akses ke jaringan (internet)
    Beberapa hal yang perlu diperhatikan, bahwa captive portal hanya melakukan tracking koneksi client
    berdasarkan IP dan MAC address setelah melakukan otentikasi. Hal ini membuat captive portal masih
    dimungkinkan digunakan tanpa otentikasi karena IP dan MAC adress dapat dispoofing. Serangan dengan
    melakukan spoofing IP dan MAC. Spoofing MAC adress seperti yang sudah dijelaskan pada bagian Mac
    Filtering diatas. Sedang untuk spoofing IP, diperlukan usaha yang lebih yakni dengan memanfaatkan
    ARP cache poisoning, kita dapat melakukan redirect trafik dari client yang sudah terhubung sebelumnya.
    Serangan lain yang cukup mudah dilakukan adalah menggunakan Rogue AP, yaitu mensetup Access
    Point (biasanya menggunakan HostAP) yang menggunakan komponen informasi yang sama seperti AP
    target seperti SSID, BSSID hingga kanal frekwensi yang digunakan. Sehingga ketika ada client yang akan
    terhubung ke AP buatan kita, dapat kita membelokkan trafik ke AP sebenarnya. Tidak jarang captive
    portal yang dibangun pada suatu hotspot memiliki kelemahan pada konfigurasi atau design jaringannya.
    Misalnya, otentikasi masih menggunakan plain text (http), managemen jaringan dapat diakses melalui
    wireless (berada pada satu network), dan masih banyak lagi.
    Kelemahan lain dari captive portal adalah bahwa komunikasi data atau trafik ketika sudah melakukan
    otentikasi (terhubung jaringan) akan dikirimkan masih belum terenkripsi, sehingga dengan mudah dapat
    disadap oleh para hacker. Untuk itu perlu berhatihati
    melakukan koneksi pada jaringan hotspot, agar
    mengusahakan menggunakan komunikasi protokol yang aman seperti https,pop3s, ssh, imaps dst.
    Keamanan wireless hanya dengan kunci WPAPSK
    atau WPA2PSK
    WPA merupakan teknologi keamanan sementara yang diciptakan untuk menggantikan kunci WEP. Ada
    dua jenis yakni WPA personal (WPAPSK),
    dan WPARADIUS.
    Saat ini yang sudah dapat di crack
    adalah WPAPSK,
    yakni dengan metode brute force attack secara offline. Brute force dengan
    menggunakan mencobacoba
    banyak kata dari suatu kamus. Serangan ini akan berhasil jika passphrase
    yang yang digunakan wireless tersebut memang terapat pada kamus kata yang digunakan si hacker. Untuk
    mencegah adanya serangan terhadap keamanan wireless menggunakan WPAPSK,
    gunakanlah
    passphrase yang cukup panjang (misal satu kalimat). Tools yang sangat terkenal digunakan melakukan
    serangan ini adalah CoWPAtty (http://www.churchofwifi.org/ ) dan aircrack (http://www.aircrackng.
    org).
    Tools ini memerlukan daftar kata atau wordlist, dapat di ambil dari http://wordlist.sourceforge.net/
    Kesimpulan
    Banyaknya wireless LAN yang aktif dengan konfigurasi default akan memudahkan para hacker dapat
    memanfaatkan jaringan tersebut secara ilegal. Konfigurasi default dari tiap vendor perangkat wireless
    sebaiknya dirubah settingnya sehingga keamanan akses terhadap wifi tersebut lebih baik.
    Keamanan jaringan Wireless dapat ditingkatkan dengan cara tidak hanya menggunakan salah satu teknik
    yang sudah dibahas diatas, tetapi dapat menggunakan kombinasi beberapa teknikteknik
    tersebut sehingga keamanan lebih terjamin.
    Tata letak wireless dan pengaturan power/daya transmit sebuah Access Point juga dapat dilakukan untuk
    mengurangi resiko penyalahgunaan wireless. Pastikan area yang dijangkau hanya area yang memang
    digunakan oleh user.
    Untuk solusi kemanan wireless dapat menggunakan protokol yang sudah disediakan yakni WPA2Radius
    atau sering disebut RSN/802.11i.

    Semoga Bermanfaat.!!!
    Source : http://josh.staff.ugm.ac.id

    0 comments:

    Posting Komentar